Tugas
Nabi Muhammad SAW diutus di muka ini adalah mengajak manusia untuk menghambakan
diri hanya kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukankan-Nya dengan sesuatu
apapun.
“Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu
sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membanggakan diri”
(Qs.
Annisaa’(4): 36)
Para
ulama sebagai pewaris para Nabi juga mengemban tugas yang tidak berbeda dengan
para Nabi untuk mengajak manusia agar menghambakan diri hanya kepada Allah SWT
dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Islam
masuk dinegeri ini sudah ratusan tahun yang lalu namun tujuan agar manusia
menghambakan diri hanya kepada Allah SWT belum sepenuhnya tercapai karena
begitu kentalnya umat islam dinegeri ini dengan tradisi-tradisi nenek moyang
yang berbau syirik, padahal syirik itu termasuk dosa yang besar dan tidak akan
diampuni.
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(Qs. Annisaa: 48)
Orang
dahulu bahkan orang-orang zaman sekarang masih ada yang percaya bahwa bulan Syuro
akan mendatangkan mala petaka / musibah bagi siapa saja yang menggadakan
pernikahan di dalam bulan Syuro, bahkan ada orang-orang yang kungkum (berendam)
di sungai-sungai saat malam bulan syuro untuk tujuan membuang sial, mereka
mengganggap bahwa bulan Syuro adalah bulan yang keramat.
Tidak
sedikit orang yang takut memakai baju warna hijau saat berwisata kepantai
parangtritis, karena baju warna hijau tidak disukai oleh Nyi Roro Kidul dan
barangsiapa memakai baju warna hijau akan digulung ombak pantai selatan.
Masih
banyak tradisi disekitar kita yang berbau Syirik yang harus kita pelajari agar
kita bisa menghindari sejauh-jauhnya. Tradisi ruwatan untuk keselamatan
seseorang dengan menanggap wayang kulit, tradisi bersih desa untuk keselamatan
masyarakat, tradisi sedekah laut atau labuhan dengan melarung ubo rampe kelaut
untuk minta selamat.
Padahal
keselamatan manusia tidak tergantung pada tradisi atau keyakinan seperti itu,
tapi berada di tangan Allah yang akan diberitahu kepada orang yang taat
menjalankan firmannya:
“Dengan
kitab itulah Allah menunjuk orang-orang yang mengikuti keridhoannya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka kejalan yang lurus.”
(Qs.
Al-Maidah:16)
Bahkan
Allah menegaskan bahwa orang-orang yang taat kepada Allah dan RosulNya akan
mendapat kemenangan yang besar.
“Niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa mentaati Allah dan RosulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.”
(Qs.
Al-Ahzaab:71)
Marilah
saudara-saudaraku, untuk keselamatan kita di dunia maupun di akhirat mari kita
pelajari Al-Quran dan As Sunnah agar
lebih mengerti makna tauhid untuk kita amalkan dalam kehidupan ini dan lebih tahu
apa itu Syirik serta agar kita bisa menghindarinya, karena Syirik dapat
menghapus amal Sholeh pelakunya selain dosanya yang tidak diampuni.
“Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu:”Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi””
(Qs. Az Zumar:65)
sumber: Mas Aris
Silahkan tambahkan komentar Anda, Semoga dapat sama-sama membangun. Terima kasih.
EmoticonEmoticon