Ternyata, peluang kerja seorang matematikawan terbuka luas, terutama dalam dunia industri. Salah satunya adalah industri minyak dan gas (migas). Hal ini terungkap dalam Talkshow "A Glimpse of Oil and Gas Industry" (GOGI) besutan Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) Institut Teknologi Bandung (ITB), akhir pekan lalu.
Pembuka seminar, yakni Dosen Matematika ITB Edy Soewono menyebutkan, seorang matematikawan memiliki fungsi penting dalam sebuah industri ketika terjadi permasalahan. "Sebagai matematikawan, tugas kita adalah menjadi seorang pemecah masalah (problem solver)," kata Edy seperti dilansir dari laman ITB, Senin (6/2/2012).
Menurut Edy, akan selalu terdapat masalah di setiap perusahaan, termasuk di industri migas. Permasalahan tersebut, lanjutnya, merupakan realita yang tentu jarang ditemui para mahasiwa di bangku perkuliahan.
"Ketika masalah ditemukan, identifikasi masalah mutlak dilakukan untuk mengetahui masalah lebih detail. Kemudian, baru membuat model matematikanya," ujar dosen yang juga aktif sebagai peneliti di Oppinet ITB ini.
Edy melanjutkan, seorang matematikawan memiliki keunggulan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang melanda perusahaan. "Matematikawan unggul karena memiliki banyak peralatan (tools) untuk menyelesaikan model. Setelah hasil model diperoleh, maka perlu dilakukan perbandingan dengan hasil dalam dunia nyata untuk menguji akurasinya," kata Edy menjelaskan.
Sementara itu, Dosen Teknik Perminyakan ITB Pudjo Sukarno menyatakan, industri migas tidak terlepas dari peran seorang matematikawan. Menurutnya, meskipun garis depan industri minyak adalah seorang geologist untuk menemukan minyak, tetapi pemodelan matematika menjadi hal pokok dalam memecahkan suatu masalah.
Dia mengimbuhkan, keberadaan seorang matematikawan di industri migas dapat mempercepat pengambilan keputusan. Sehingga tingkat efisiensi waktu dalam perusahaan tersebut dapat dimaksimalkan. "Tanpa matematika, pengeboran di industri minyak bisa memakan waktu lama, sedangkan dengan matematika, proses tersebut bisa diefisiensikan sehingga lebih cepat," tuturnya.
Pudjo menilai, tidak menutup kemungkinan bagi seorang matematikawan untuk bekerja di luar bidang yang digelutinya. "Peluang kerja seorang matematikawan di bidang non-matematika ditentukan oleh kemampuannya untuk menyesuaikan diri di dunia kerja," ujarnya menjelaskan.
Narasumber lainnya, yakni Geophysicist Schlumberger Ratu Tisha mengatakan, keilmuan Aljabar yang menjadi latar belakang pendidikannya, sangat membantu dalam aplikasi di dunia kerja.
"Saat di bangku kuliah, saya sudah terbiasa menyelesaikan soal dengan sedikit informasi. Karena, di dunia kerja juga dituntut untuk menyelesaikan masalah dengan informasi yang tidak banyak," kata Tisha.
Lulusan Matematika ITB ini menuturkan, anggapan miring mengenai kemampuan seorang matematikawan dalam dunia engineering menjadi tantangan baginya. "Di dunia kerja saya, everyday is mathematics modeling. Oleh karena itu, kita sebagai matematikawan yang harus menggaungkan dan membuktikan diri ke dunia luar," ujarnya.
Silahkan tambahkan komentar Anda, Semoga dapat sama-sama membangun. Terima kasih.
EmoticonEmoticon