Ada Artikel menurut saya bagus
untuk dibaca, dikutip dari TDA community "Bosan terkungkung di
perusahaan yang memasung kreativitas?" Mungkin itu salah satu
dari sederet alasan mengapa orang hijrah untuk membangun bisnis sendiri. Alasan
lain, ingin mereguk kepuasan pribadi, menggenjot pendapatan, mendambakan
kebebasan, hingga rindu waktu yang lebih leluasa bareng keluarga. Apapun alasan
untuk menyalakan bisnis sendiri, Anda bisa memilih menjadi freelancer atau
entrepreneur. Anda termasuk yang mana?
Ada yang salah dengan salah satu
dari freelancer atau entrepreneur? Tidak, keduanya dibekali kelebihan
masing-masing. Nah, kenapa musti peduli posisi kita apakah menjadi freelancer
atau entrepreneur? Tentunya dengan memahami posisi itu, kita bisa ambil
ancang-ancang. Apakah setia menjadi freelancer atau akan beranjak menjadi
entrepreneur. Berikut perbedaannya, menurut Isabel M Isidro dari
PowerHomebiz.com
Menjadi entrepreneur, berarti membangun bisnis hingga lebih besar dari dirinya sendiri, mengundang gelontoran dana pemodal dan mungkin hingga meluncurkan IPO (Initial Public Offering). Pada dasarnya, impian entrepreneur adalah mentransformasikan bisnis mungilnya, menjelma lebih besar atau jika mungkin menjadi konglomerasi. Seorang entrepreneur tak akan segan bekerja ekstra keras, ekstra beban kesibukan kerja, demi mewujudkan impiannya. Bahkan, tak akan jeri menghadapi risiko keuangan dan bejibun tantangan.
Menjadi entrepreneur, berarti membangun bisnis hingga lebih besar dari dirinya sendiri, mengundang gelontoran dana pemodal dan mungkin hingga meluncurkan IPO (Initial Public Offering). Pada dasarnya, impian entrepreneur adalah mentransformasikan bisnis mungilnya, menjelma lebih besar atau jika mungkin menjadi konglomerasi. Seorang entrepreneur tak akan segan bekerja ekstra keras, ekstra beban kesibukan kerja, demi mewujudkan impiannya. Bahkan, tak akan jeri menghadapi risiko keuangan dan bejibun tantangan.
Di sisi lain, seorang freelancer
lebih mendambakan kebebasan dan pendapatan dari usaha "menjual"
dirinya. Freelancer tidak (atau belum) ingin menjalankan organisasi yang lebih
besar. Sebaliknya, mereka membangun bisnis dalam skala lebih kecil yang
membuatnya lebih nyaman dan lebih bebas. Gagasannya adalah menjadi seorang bos
bagi dirinya sendiri itulah yang penting. Tipe pebisnis seperti ini lebih suka
menjadi ikan besar di kolam kecil ketimbang menjadi ikan kecil di kolam besar.
Memburu investor bukan prioritas bagi seorang freelancer karena pertimbangan
tak ingin membagi kontrol atas usahanya. Freelancer tak terlalu ambil pusing
dengan bisnisnya yang berputar tak terlalu cepat, karena tak mau pening oleh
cawe-cawe pemilik dana pihak ketiga.
Anda seorang freelancer jika
tertarik lifestyle yang lebih leluasa, kebebasan mengontrol waktu dan tak
terlalu berisiko. Anda sendiri yang memutuskan dan berkuasa penuh, bukan
pemodal yang haus akan keuntungan dari dana yang mereka tanamkan. Klienlah yang
butuh profesionalitas Anda. Tidak berarti Anda harus bekerja dari dalam kamar
atau garasi rumah. Anda bisa punya kantor sendiri ditemani beberapa karyawan.
Jika Anda punya PR (Public Relation) agensi dengan sederet publikasi mentereng,
Anda tetap seorang freelancer. Kenapa? Karena produk yang ditawarkan berbasis
Anda sendiri. Anda punya gawean relatif mapan dan kontrol dalam genggaman
sendiri dengan tetap menjadi freelancer.
Sementara, Anda beranjak ke arah
entrepreneur jika akan membangun organisasi yang lebih besar dan ingin tumbuh
dengan kencang. Karakteristik dari entrepreneur adalah impian meraup pendapatan
yang jauh lebih besar. Entrepreneur tidak keberatan berbagi kontrol dengan
pemodal atau strategi lainnya agar bisnisnya menggurita. Dan sangat paham bahwa
entrepreneurship adalah menantang risiko.
Nah, dengan kejelasan beda antara freelancer dan entrepreneur, Anda akan lebih
gampang mengambil posisi dan membidik langkah selanjutnya.
Silahkan tambahkan komentar Anda, Semoga dapat sama-sama membangun. Terima kasih.
EmoticonEmoticon