Manusia ditakdirkan untuk berbeda dengan mahluk lain, diciptakan dengan banyak kelebihan; terutama berpikir, merasa, dan bertindak. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, manusia memiliki kesempatan untuk menentukan pilihan dalam hidup, dimana setiap pilihan yang berbeda - seiring dengan takdirnya – akan menentukan arah nasib yang berbeda pula dalam proses menjadi “seperti apa” dirinya di kemudian hari.
Dalam proses menjadi “seperti apa” itu, manusia mengalami banyak peristiwa dan kejadian-kejadian yang akan menempatkan dirinya dalam suatu proses duniawi yang khas manusia, yaitu Belajar. Proses belajar yang dilalui manusia menandai perubahan diri seseorang untuk menjadi individu yang berbeda nantinya. Sekali lagi manusia menggunakan kekuatan dan kelebihan khas manusiawinya untuk menentukan pilihan hidup, yang ditandai dengan Motivasi. Motivasi inilah yang membedakan manusia, antara manusia yang satu dengan yang lain, yang mau berubah menjadi individu yang lebih baik atau tidak mau dan justru menjadi manusia yang tidak baik sama sekali. Motivasi juga yang menandai kekuatan dari keinginan manusia untuk belajar dan berubah.
Salah satu makhluk Tuhan yang sangat khas mengalami perubahan menjadi sosok yang jauh lebih indah adalah kupu-kupu. Proses perubahan itu dikenal dengan istilah Metamorfosa. Bayangkan seekor kupu-kupu, yang mengalami metamorfosa dari bentuk ulat, menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu yang indah.
Manusia tidak mengalami Metamorfosa, dalam artian fisik yang sesungguhnya, tidak mengalami proses terlahir serupa telur, menjadi ulat, menjadi kepompong lalu terlahir kembali menjadi seperti kupu-kupu. Tetapi sebenarnya, dengan prinsip asosiasi yang serupa, proses metamorfosa dapat terjadi pada manusia secara psikologis pada momen-momen tertentu dalam kehidupan, yang menandai berbagai macam perubahan, baik perubahan peran, perubahan kepribadian, perubahan kualitas hidup, bahkan perubahan nasibnya. Setiap proses perubahan yang terjadi, mengandung pilihan bijak individu, untuk berubah menjadi sosok yang lebih indah - bagaikan kupu-kupu.
Berbeda dengan kupu-kupu tidak memiliki pilihan, manusia justru memiliki kesempatan untuk memilih, menumbuhkan motivasi dalam diri, mengambil keputusan, menjalani proses belajar, memaknai hidup dan Menjadi (seperti) Kupu-kupu.
Yang tetap perlu diingat adalah bahwa semua peristiwa dalam kehidupan manusia selalu mengandung campur tangan Tuhan, penguasa jagad raya, dan bahwa sesungguhnya Tuhan tiada pernah merubah nasib manusia, kecuali apabila manusia itu mau berusaha merubah nasibnya sendiri.
Silahkan tambahkan komentar Anda, Semoga dapat sama-sama membangun. Terima kasih.
EmoticonEmoticon