Kita semua pasti punya keinginan
untuk punya masa depan yang cerah. Lulus SMA terus kuliah. Pelajarannya asik,
Dosen-dosennya engga ada yang killer,
lulus jadi sarjana dengan IPK tinggi, lalu langsung dapet kerja di perusahaan
ternama dengan gaji tinggi. Indah rasanya hidup ini kalau semua bisa lancar
jaya seperti itu.
Kita bisa punya masa depan cerah
asal kita merencanakan semuanya dengan baik dari sekarang. Satu dua hambatan
pasti ada, yang penting kita memilih dengan mempertimbangkan kemampuan intelektual
dan peluang kerja yang mungkin bisa diperolah kelak. Yang menentukan dan
mengambil keputusan adalah kamu sendiri dan jangan asal pilih karena sekedar
ikut pilihan teman. Masalah ini bisa jadi bumerang buat kamu. Di satu sisi
akhirnya kamu sadar bahwa jurusan tersebut tidak cocok, di sisi lain sudah
terlanjur diterima kuliah. Kalau mau keluar dan mencoba ikut SNMPTN kembali
berarti pembuangan waktu, tenaga, dan biaya. Belum lagi jika urusan mahalnya
biaya kuliah atau masalah ekonomi.
Lalu bagaimana caranya ? Bagi
Saya Rumus pertama yang harus ingat
adalah, “yang terbanyak belum tentu yang terbaik”. Contohnya jurusan yang
paling banyak diminati saat ini adalah jurusan Ekonomi, sementara Jurusan
Matematika sepi peminat. Pasti kamu enggak tahu kalo sarjana matematika justru
amat dibutuhkan di bidang penerbangan atau transportasi dan produksi
manufaktur. Seperti contoh di bidang penerbangan mereka memiliki
kemampuan untuk menentukan berapa lama waktu delay pada pesawat dan memprediksi
jumlah antrean yang bisa terjadi saat terjadi delay. Di bidang transportasi
mereka memiliki kemampuan untuk meminimumkan waktu dan jarak tembuh pengiriman
barang ke beberapa tujuan tertentu dengan melewati rute-rute terbaik yang
diperhitungkan sehingga bisa meminimumkan biaya operasional.
Atau yang sudah terkenal, kamu
pasti mengenal Albert Enstein. Ketertarikan dan kepiawaiannya dibidang
matematika justru membawanya kebidang Fisika Kuantum. Karena jagoan ngitung,
Einstein malah menemukan rumus atau teori baru dibidang fisika yaitu Teori
Relativitas dan jadi ngetop karenanya.
Contoh lainnya adalah jurusan
kimia atau farmasi. Saat ini mereka tidak hanya piawai diruang laboratorium,
tapi juga diperlukan dibidang perbankan dan media periklanan. Dibidang
perbankan, orang-orang ini dibutuhkan untuk menilai perusahaan-perusahaan
farmasi. Dengan banyaknya penemuan dan terobosan baru dibidang farmasi modern,
banyak perusahan farmasi yang membutuhkan pinjaman untuk mengembangkan
usahanya. Disinilah orang-orang yang mengerti kima atau farmasi sangat
dibutuhkan untuk bisa menilai apakah perusahaan yang mengajukan layak diberi
pinjaman. Sementara itu dibidang industri periklanan mereka bisa dipakai
sebagai konsultan untuk membantu membuat strategi promosi.
Rumus kedua, buka mata buka telinga, maksudnya mulai sekarang kamu
mesti rajin-rajin ngikuti perkembangan dunia. Apa aja yang lagi ngetrend, apa
aja yang bakal jadi trend. Sebagai pengetahuan saja kalau banyak sarjana
jurnalistik justru banyak diminati bukan oleh perusahaan media berita saja.
Mereka diperlukan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk ngeblog dan pesbukan
atau twitter. Bingung ? ya itu salah satu yang lagi ngetrend sekarang.
Berkaitan dengan hal itu kamu pasti juga enggak sadar di era globalisasi saat
ini, mulai bermunculan karir atau profesi baru yang tidak kita kenal sebelumnya
di era 1980 atau 1990, misalnya Social
Media Strategist. Mereka punya kerjaan untuk terlibat dalam media sosial
secara aktif dan konsisten, menawarkan bantuan secara cepat serta
nasihat-nasihat kepada pelanggan dan prospeknya. Oleh karena itu mereka harus
mampu mengidentifikasi secara akurat prospek yang lagi panas dan memberi mereka
perhatian khusus. Jadi mereka berbeda dengan yang sudah disebutkan
sebelumnya.
Mereka tidak hanya mengelola akun
sosial media yang sudah ada saja. Tetapi terus menggali saluran media sosial
yang belum dimanfaatkan, memastikan untuk tetap up-to-date dengan tren media
sosial. Mereka yang bekerja dibidang ini selain harus punya ketrampilan
komunikasi tertulis juga harus punya keterampilan multitasking untuk dapat
mengelola berbagai kegiatan media sosial secara bersamaan. Kalau kamu punya
gairah dan rasa ingin tahu yang besar untuk mengikuti topik-topik yang sedang
trend atau panas di media-media sosial, kamu mungkin bisa cocok untuk mengambil
jurusan yang berkaitan dengan bidang ini. Seperti saya walaupun masih belajar
tetapi akan banyak ilmu yang bisa dipelajari.
Rumus ketiga tentu saja kamu harus tahu jurusan apa saja yang ada
diperguruan tinggi, definisinya, penjabarannya dan ilmu apa saja yang bisa kamu
dapat di jurusan tersebut. Yang tidak kalah penting juga cari tahu para
alumninya sudah bekerja dimana saja. Dari situ kamu jadi punya gambaran
kira-kira lapangan pekerjaan apa saja yang bisa kamu masuki setelah lulus
kuliah nanti. Saat ini kita dimudahkan jika mau cari info tentang
jurusan-jurusan yang ada. Tinggal konek internet atau datang ke warnet dan
tanya sama mbah Google.
Rumus terakhir dan yang paling penting adalah teguh kukuh berlapis
baja. Maksudnya setelah dapat banyak informasi kamu harus yakin dengan pilihan
kamu sendiri. Karena bisa saja kamu senang dengan ilmu yang didapatkan
dijurusan yang kamu pilih sehingga kamu bisa lulus dengan nilai tinggi, tapi
kamu belum tentu kamu senang dengan bidang pekerjaannya. Engga usah khawatir.
Asal tahu saja kalau Jhon Grisham seorang sarjana hukum justru kaya raya bukan
menjadi seorang pengacara akan tetapi karena punya hobi menulis justru ia
menjadi seorang novelis yang karya-karyanya banyak menjadi best seller di
seluruh dunia. Tentu saja novel-novel yang dikarangnya berkaitan dengan dunia
hukum.
Dari situ ada pembelajaran
menarik yang dapat kita lihat bahwa apapun keahlian kita, semuanya datang dari satu
hal yang sama yaitu keteguhan. Insya Alloh kita akan diberikan rejeki dari-Nya
yang mungkin tidak kita sangka-sangka lebih baik dari apa yang sudah kita
rencanakan asalkan kita mau bersungguh-sungguh.
Silahkan tambahkan komentar Anda, Semoga dapat sama-sama membangun. Terima kasih.
EmoticonEmoticon