Pemilu ada karena wujud dari keterlibatan seluruh
masyarakat untuk memilih para pemimpin yang akan menjadi pemangku kebijakan. 9
april sudah didepan mata, banyaknya spanduk, baliho dan atau banner yang dapat
dijumpai hampir seluruh perempatan jalan menjadi salah satu strategi untuk
mencuri kredibilitas terhadap konstituen. Semoga itu
semua tidak hanya sebatas janji fatamorgana untuk masyarakat. Mengingat,
faktanya citra para pemangku kebijakan kian memburuk di mata mayarakat
karena janji-janji palsu dan korupsi yang kian mencekam di tanah air.
Mengapa persepsi masyarakat seperti itu? Ini tidak luput dari
berbagai permasalahan yang penyelesaianya telah mengecewakan masyarakat.
pemerintah cenderung lamban dalam menanganinya sehingga membuat lelah hanya
untuk menanti sebuah keputusan .dan lebih parahnya lagi keputususan tersebut
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Tentunya ini menyangkut hukum di Indonesia karena menyangkut
kepercayaan masyarakat. demokrasi harus diikuti oleh hukum yang benar-benar
adil dan tegas, konsisten dan transparan. Masyarakat tentu lebih pintar melihat
semakin jenuhnya aura perebutan kursi pilpres ini, bukannya masyarakat yang
selalu berfikiran kurang baik kepada setiap foto yang terpajang di setiap
perempatan jalan itu, tapi kita hanya cemas dengan harapan bersama untuk Indonesia
maju. harapan yang semoga tidak sekedar pencapaian posisi tinggi untuk penggemukan partai sendiri, tapi untuk tujuan yang lebih mulia sehingga tidak terlihat sebatas fatamorgana.
Walau mungkin masih banyak perdebatan pemahaman tentang “demokrasi”.
Dari pemahaman sebagian ummat, bahwa memilih pemimpin melalui jalur
pemilu/demokrasi adalah hal yang sia-sia. hingga demokrasi akan membawa
perubahan ke arah yang lebih baik, hanyalah fatamorgana belaka. Belum pernah
ada dalam sejarah, orang baik-baik bisa eksis dan membawa kebaikan dalam sistem
demokrasi. Yang ada adalah mereka yang mundur karena merasa gagal merubah
sistem, ataupun dimundurkan/dipecat karena diangap tidak sejalan dengan
kebijakan partai. Meski kita tidak boleh menutup mata, ada satu-dua kasus
dimana demokrasi mampu menghasilkan pemimpin yang amanah.
Yah apapun celotehan masyarakat tentang demokrasi ini, Semoga
di periode 2014-2019 nanti kursi pemangku kebijakan diisi oleh orang-orang
yang dicita-citakan masyarakat banyak. Walau cara mereka dalam mengutarakan
janji ini masih sebatas fatamorgana untuk saat ini, namun semoga
diberjalanannya nanti untuk siapapun yang terpilih bisa menjadi bukti nyata Indonesia
bersaing ditengah gurun yang semakin terik ini.
Inilah secuit coretan harapan
masyarakat dari inspirasi berbagai sumber menyikapi pemilu pilpres 2014.
Silahkan tambahkan komentar Anda, Semoga dapat sama-sama membangun. Terima kasih.
EmoticonEmoticon