Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua.

Daftar Isi

Tuesday, October 15, 2013

Makna Berkurban di Hari Raya Idhul Adha


Berkurban pada saat hari raya Idul Adha adalah sebuah kewajiban bagi mereka yang mampu. Dan perintah berkurban tentu tak lepas dari sejarah Nabi Ibrahim yang diperintah untuk menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail, yang terkutib dalam QS Alqur'an (As Saffat: 102)... Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya (Ibrahim) berkata, “ Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” dia (Ismail) menjawab, “ wahai ayahku” lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Sungguh ini adalah sebuah perintah yang sangat berat, apalagi Nabi Ibrahim bisa memiliki putra pada usia yang sudah lanjut, tentunya beliau sangat menyayangi putranya Nabi Ismail. Namun karena ini perintah Allah melalui mimpinya, Nabi Ibrahim pun rela melaksanakannya.

Namun Allah menyeru, “Wahai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata.” (Qs. Ash-Shaffât: 104-106) Allah pun lantas mengganti sembelihannya dengan seekor domba.

Peristiwa diataslah yang melatar belakangi perintuh untuk berkurban dan dikuatkan dalam firman Allah SWT di ayat Al-quran yang lain serta hadist Nabi Muhammad, yang antara lain:

Firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj (22) ayat 34:
Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syari’atkan penyembelihan (Qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)."

Dan Allah SWT berfirman di dalam surat Al Kautsar (108) ayat 1-2:
1.      Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak
2.      Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan ber-kurban-lah”.

Qurban adalah kambing yang disembelih setelah melaksanakan shalat Idul Adha dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah krn Dia Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman {yang artinya} : “ Katakanlah : sesungguhnya shalatku kurbanku hidup dan matiku adl untuk Allah Rabb semesta alam tidak ada sekutu bagi-Nya (Al-An’am : 162).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. : “ Siapa yg memiliki kelapangan tapi ia tidak menyembelih kurban maka jangan sekali-kali ia mendekati masjid dan mushalla kami” (Riwayat Ahmad Ibnu Majah Ad-Daruquthni Al-Hakim dan dan sanadnya Hasan).

Dari penjelasan ayat dan hadist diatas sudahlah jelas, bahwa perintah berkurban hukumnya adalah "Wajib" bagi mereka yang mampu.

Makna Berkurban

Di era informasi seperti sekarang ini, sudah banyak orang mampu yang sadar akan kewajiban mereka untuk berkurban. Namun ada saja segelintir orang yang enggan melakukan kurban karena beranggapan bahwa apa yang diperolehnya adalah hasil dari jerih payahnya sendiri tanpa bantuan siapapun. Bahkan para pecinta hewan dan vegetarian ada yang beranggapan, bahwa Idul Adha merupakan bentuk kekejaman Islam karena dengan rela membunuh dan membantai hewan yang tidak bersalah. Sungguh Allah SWT adalah Maha Tahu dari apapun yang ada di dunia ini, dan mereka adalah orang-orang yang tidak tahu akan Islam.

Untuk menjawab mereka yang menganggap kurban adalah kekejaman, bisa dengan ilmu berikut ini. Ada fakta mengejutkan dari penelitian yang dilakukan oleh Prof. Schultz & Dr. Hazim yang keduanya adalah Animal Scientists dari Hanover University – Jerman, yang menunjukkan bahwa hewan yang disembelih tidak merasakan rasa sakit. Hal ini dikarenakan pisau tajam yang mengiris leher ‘tidaklah menyentuh’ saraf rasa sakit. Sehingga reaksi menggelepar, meregang otot dan lainnya hanyalah ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (saat darah mengalir keluar dengan deras). Dan bukan ekspresi rasa sakit! (Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P).

Dan perintah berkurban itu sebenarnya mengandung makna:

·         Wujud rasa syukur
Allah SWT selalu memberi nikmat kepada semua makhluk, khususnya manusia. Bumi sebagai tempat tinggal, udara untuk bernapas, tanaman untuk dimakan, air untuk diminum, organ tubuh untuk bisa menikmati semua kekayaan alam semesta, yang kesemuanya itu diberikan secara cuma-cuma. Kita menikmatinya setiap hari, sementara Allah SWT mewajibkan kita berkurban setahun sekali, itupun bagi yang mampu. Berkurban adalah manifestasi rasa syukur kita kepada Allah SWT sebagai Sang Pencipta.
·         Kepekaan social
Hewan yang kita kurbankan, bisa disembelih sendiri atau disumbangkan di masjid atau mushalla terdekat dan kita tidak boleh memakannya sedikitpun. Karena daging kurban kita adalah hak fakir miskin dan kaum dhuafa. Makan daging adalah sesuatu yang biasa bagi kita, namun bagi mereka yang kurang beruntung adalah sebuah nikmat yang sangat luar biasa. Karena itu berkurban adalah sebagai wujud kepekaan kita terhadap sosial, waktu kita untuk berbagi dan saat kita untuk berbaur dengan masyarakat golongan bawah.

Selagi kita masih diberi kehidupan, selagi kita masih diberi kelapangan rezeki dan selagi masih ada kesempatan, marilah kita berbuat yang lebih baik untuk kehidupan kita agar kita menjadi hamba Allah SWT yang selamat di dunia dan di akhirat kelak. Amiin...

Bagaimana Memilih Hewan Qurban yang Syar'i dan Sehat


1). Umur hewan Qurban
Pilih hewan kurban yang cukup umur. Kriteria umur adalah 12 sampai 18 bulan untuk kambing dan domba. Sedangkan untuk Sapi atau Kerbau 22 Bulan. Cara untuk mengetahui umur hewan kurban yaitu dengan mengamati gigi-gigi ternak tersebut. Jika gigi susunya telah tanggal (dua gigi susu yang di depan), itu menandakan ternak tersebut (kambing dan domba) telah berumur sekitar 12-18 bulan, sedangkan gigi-gigi sapi dan kerbau baru tanggal pada umur sekitar 22 bulan.

2). Kesehatan hewan Qurban 
dengan kriteria :
a). aktivitasnya. Bila pergerakannya aktif saat didekati itu berarti hewannya sehat. Gerak/temperamennya bebas, lincah, kuat, bersemangat, tidak pincang, tidak gelisah, dan selera makannya bagus.
b). Rambut atau bulunya halus, mengkilap, tidak rontok, tidak mengalami kebotakan, tidak berdiri, tidak ada perubahan warna, tidak dihinggapi parasit kulit (caplak, tungau, kutu, dll.).
c). Matanya bersinar dan jernih, terbuka penuh, pupil bereaksi cepat, tidak keluar air (eksudat), tidak berwarna merah (yang berarti juga tidak sedang terjadi perdarahan), dan selaput lendir kelopak mata bagian dalam berwarna merah terang. Bila ditemukan mata hewan ternak yang beleken dan keruh, itu berarti sedang sakit.
d). Bentuk tubuhnya harus standar. Pengertian standar untuk sapi dan kerbau, tulang punggungnya relative rata, tanduknya seimbang, keempat kakinya simetris, dan postur tubuhnya ideal. Postur tubuh ideal yang dimaksud, misalnya kombinasi perut, kaki depan dan belakang, kepala, dan leher seimbang.
e). Selain itu, dapat pula dilihat di bagian mulut. Apabila mulutnya basah sekali sehingga air liurnya banyak keluar, atau tampak di mulutnya terdapat bintil-bintil berwarna merah, tentu hewan tersebut harus diwaspadai, mungkin mengidap penyakit. Juga, sedapat mungkin agar menghindari ternak yang cacat seperti salah satu bagian dari tubuhnya hilang atau rusak, misalnya tanduknya patah sebelah, tulang kakinya patah, telinganya hilang sebelah, matanya buta, dan lain-lain. Pilihlah ternak yang sikap berdirinya tegak, kokoh, kuat, dan bertumpu pada keempat kakinya.
f). Hidung terlihat basah, bersih, dan tidak mengeluarkan cairan. Selaput lendir hidung berwarna merah terang.
g). Mulut dan gusi bersih, tidak ngiler, tidak mengeluarkan eksudat, tidak menganga, dan tidak ada bercak-bercak peradangan.
h). Celah kuku bersih, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada pembengkakan.
i). Kulitnya lentur/elastis, tidak ada penebalan, tidak ada bisul, tidak ada luka.
j). Bagian pangkal hingga ujung ekor bersih, licin, kering. Bulu ekor lebat, bersih, dan kering.
k). Bagian dubur/anus bersih, kering, dan tidak menunjukkan tanda-tanda diare (mencret).
l). Berhati-hatilah dalam memilih hewan ternak jika bertepatan dengan musim hujan. Sebab, di musim hujan hewan ternak rawan terkena diare dan cacingan. Biasanya pada hewan yang cacingan kulitnya terlihat kusam dan badannya kurus.
m). Amati bagian kulitnya, apakah terdapat borok atau korengan. Hewan yang korengan menandakan sedang terkena penyakit kulit. Hendaknya diobati saja dulu hingga sembuh dan sehat. Karena hewan ternak yang sakit tentu bukan hewan yang tepat untuk berkurban.

Selamat Hari Raya Idul Adha 1434 H.

Sumber1. Sumber2.

Diruang yang sederhana ini, saya mencoba berkarya meskipun hanya di dunia maya.

Silahkan tambahkan komentar Anda, Semoga dapat sama-sama membangun. Terima kasih.
EmoticonEmoticon

Video

loading videos
Loading Videos...